BUNGA RAMPAI: AKU BERBICARA DENGAN TUHAN, KATANYA

Saturday, August 1, 2009

AKU BERBICARA DENGAN TUHAN, KATANYA

aku terjaga dari tidurku ketika isteriku menepuk kakiku, aku melirik pada sekeliling tempat tidur dan mendapati anak- anakku sedang lelap tertidur.Setelah mandi aku merapatkan 2 buah kursi untuk meminum teh manis, karena kami tidak memiliki meja makan ataupun meja tamu untuk duduk bersantai, hanya 2 buah kursi lipat yang ada di dalam rumah petak tipe 36 yang kami cicil perbulannya.
sambil menunggu teh manis yang masih panas aku teringat pada seorang pengemis yang menodongkan bokor kosong kepadaku. Aku merogoh saku baju dan mengeluarkan satu lembar seribu kumal dan memberikan kepadanya. Tanpa sedikit rasa terima kasih ia berpaling dan kembali menyodorkan bokor pada orang disekitarnya, seorang pengemis tua dengan pakaian kumal tanpa sungkan, tanpa rasa terima kasih menodongkan bokor pada setiap orang, sinar matanya tertuju padaku. aku tertegun melihat tatapan itu, rasa iba dan rasa bersalah bergayut kuat di hatiku. Ada apa dengan ku. Akan tetapi tiba tiba saja aku telah berada di satu tempat yang sangat hening, kabut menyelimuti seluruh tubuhku dan aku berjalan menyusuri sebuah lorong yang sunyi dan damai sekali, dan aku melihat seseorang berdiri membelakangiku dan berkata : Ada apa denganmu ?

Tidak ada apa apa pak, mengapa tiba tiba saja aku telah berada disini?


aku mencoba menatap orang yang berbicara padaku tapi tak satupun gambaran yang dapat kuberikan tentangnya. Ia masih membelakangiku dan tatapannya menjurus di kejauhan, aku semakin mendekat dan mencoba menatap apa yang ada dari tempatnya berdiri dan aku tertegun .
Bukankah itu bumi ?
Ya ! jawabnya singkat.
dan aku mencoba melihat rumahku yang baru saja ku tinggalkan aku tidak ada duduk di kursi yang baru saja ku geser tetapi teh manis yang baru saja kutuang dari cangkir besar masih mengepulkan uap panas,
Tempat apakah ini?
Tanyaku padanya sambil melirik dan aku tidak melihat wajah disitu hanya kabut putih yang semakin besar dan membesar mengelilingiku hingga aku sendiri tidak dapat melihat tanganku sendiri tetapi dengan jelas ia berbisik ditelingaku
"lihatlah ke bumi arahkanlah matamu pada apapun yang kamu inginkan dan lihatlah apakah ada yang tersembunyi darimu. bahkan satu helaan nafaspun dapat kamu lihat jelas dari setiap manusia tak satupun terlewat dari pandanganmu bahkan ketika satu cibiran dari seorang yang paling ujung dimuka bumi terlihat nyata dihadapanmu dan sangat dekat seperti engkau sedang berhadapan dengannya
dengan semua manusia satu persatu
dan engkau melihat gerak hati dan pikirannya dihadapanmu berjalan tidak tersembunyi.
Akulah yang menciptakan alam semesta dan segala isinya. dan kepadaku semua benda menghadap dan berbicara. Adakah yang tersembunyi dariku ?
Berhadap hadapan aku dengan seluruh helaan nafasmu dan jiwamu dan segala jalan pikiranmu dan tak satupun yang tersembunyi dihadapanku.
sudahkah kau sadari betapa pun engkau memungkiri jalan pikiranmu sendiri aku telah mengetahuinya. Usahlah pandang pada apa yang terjadi dihadapanmu tetapi berikanlah satu kesempatan kepada satu keinginan dari orang lain kiranya itu dapat membahagiakanmu. Link

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home

Link pesta sarumpaet online counter

Web Site Hit Counters
Dell Canada Store